SEMUA YANG KITA PUNYA MILIK TUHAN
SEMUA YANG KITA PUNYA MILIK TUHAN
Shalom saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, renungan kita saat ini adalah; Semua Yang Kita Punya Milik Tuhan.
Saudaraku, kalau kita mau menyadari dan menghayati sungguh-sungguh bahwa kita hanya menumpang di dunia ini, maka akan menjadi sia-sia kalau kita mempertahankan segala sesuatu yang pada akhirnya akan hilang lenyap.
Kesadaran ini juga akan mendorong kita untuk memiliki sebuah pola hidup, dimana kita tidak lagi hidup bagi diri sendiri, tetapi kita mau hidup untuk berbagi kepada sesama, atau dengan kata lain, hidup untuk menjadi berkat bagi banyak orang.
Kita harus bisa mengerti dengan benar, apa itu berbagi kepada sesama atau apa itu menjadi berkat bagi banyak orang. Sebab kalau hanya berbagi dalam arti sekedar memberi sebagaian dari apa yang kita miliki, maka sesungguhnya di luar sana ada begitu banyak orang yang tidak percaya kepada Yesus-pun melakukan hal yang sama, bahkan apa yang mereka lakukan jauh lebih besar dari pada apa yang bisa kita lakukan.
Jika demikian apa bedanya kita dengan orang-orang yang tidak percaya tersebut?. Sebagai orang percaya kita di ingatkan oleh firman Tuhan, sekalipun kita bisa memberi apapun yang kita miliki kepada orang lain, namun tanpa kasih, maka semua itu sia-sia. Firman Tuhan katakan di dalam;
1 Korintus 13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Itulah kenapa kekristenan memiliki kebenaran atau filosofi hidup yang luar biasa, dan hal itu tidak bisa dipadankan atau disamakan dengan filosofi dunia atau agama-agama lain yang ada di dunia. Jadi kita harus persoalkan dengan benar, apa landasannya kita melakukan sebuah perbuatan baik.
Orang percaya harus menyadari bahwa landasan di dalam berbuat baik itu adalah “Kasih”. Apapun yang kita lakukan harus sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan, sebab Allah itu adalah kasih. Firman Tuhan katakan di dalam;
1 Yohanes 4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
Kalau kita hidup sebagai orang percaya tetapi tidak bisa menjadi berkat bagi banyak orang, maka hal itu sama dengan kita tidak mengenal Allah. Semua tindakan hidup yang kita lakukan, bila dilakukan di luar perintah Tuhan, maka itu bukanlah kasih.
Sebenarnya disini masalahnya bukan sekedar bagaimana kita bisa berbagi dengan orang lain, tetapi persoalannya apa yang kita lakukan itu sesuai dengan yang Allah kehendaki atau tidak.
Kita melakukan sesuatu kepada orang lain, landasannya itu seharusnya adalah karena kita mengasihi Tuhan, sebab kita tahu bahwa Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi kita. Jadi kasih kepada Tuhan itu harus ditandai dengan melakukan segala sesuatu harus sesuai dengan keinginan atau selera-Nya. Dan hal itu sama dengan hidup melakukan kehendak-Nya. Kasih kita kepada Tuhan harus melebihi kasih kepada apapun dan siapa pun yang ada di dunia ini. Firman Tuhan katakan di dalam;
Lukas 14:26 “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Matius 22:37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Kalau kita bisa mengasihi Tuhan dengan cara demikian, maka kita juga akan mengasihi sesama dengan cara yang benar. Melakukan segala sesuatu dengan landasan kasih kepada Tuhan, tidak hanya berdampak pada menyukakan dan menyenangkan hati Bapa di sorga, tetapi juga akan berdampak bagi diri kita sendiri, serta bagi orang-orang yang ada disekitar kita.
Pada akhirnya berbagi kepada sesama akan menjadi gaya hidup kita, dengan demikian kita juga akan rela membagi hidup kita bagi pekerjaan Tuhan tanpa batas.
Kalau kita tahu dan percaya bahwa Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang menciptakan segala sesuatu, termasuk menciptakan kita, itu artinya Allah adalah pemilik hidup kita, jadi apapun yang kita miliki semuanya milik Allah.
Ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil, bila kita mau melihat kembali kepada sejarah Lusifer yang jatuh atau dibuang ke bumi. Kenapa ia bisa jatuh, karena ia hendak mengambil takhta yang seharusnya dimiliki oleh Allah sebagai sang pencipta.
Tanpa kita sadari sebagai orang percaya, selama ini seringkali kita juga mengambil takhta yang seharusnya dimiliki oleh Allah, dimana dalam menjalankan hidup ini, kita selalu ingin membangun takhta kita sendiri, akibat dari keinginan dan kehendak diri yang menguasai hati dan pikiran kita, sehingga takhta yang dibangun oleh diri kita itu namanya “aku mau, aku ingin, aku hendak” padahal yang seharusnya “jika Tuhan menghendaki” jadi bukan “aku mau” tetapi apa yang Tuhan mau. Itulah yang firman Tuhan ingatkan kepada kita di dalam;
Yakobus 4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”
Kalau kita benar-benar menyadari sungguh bahwa kita hanya menumpang di dunia ini, maka kita juga menyadari bahwa semua yang kita miliki saat ini adalah milik Tuhan. Memiliki kesadaran bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah milik Tuhan, akan membuat kita memiliki suatu pribadi yang kuat.
Artinya kita akan menjadi orang yang tidak gampang kuatir, tidak gampang cemas, atau tidak gaampang takut, dalam menghadapi masalah hidup apapun.
Kalau kita bisa memiliki kesadaran ini, maka segala sesuatu yang kita hadapi, akan kita hadapi dengan senyum, karena kita tahu segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, tidak terlepas dari kontrol Tuhan. Dan hal itu akan membuat kita bisa berkata seperti yang firman Tuhan katakan di dalam;
Filipi 1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Orang percaya yang menyadari cara hidup seperti ini, juga akan sadar bahwa hidupnya hanya untuk menjadi kasirnya Tuhan, sebab Tuhan-lah pemilik seluruh kehidupan kita. Dan kesadaran itu akan membuat kita tidak menjadi orang yang hidup sembrono, berfoya-foya dengan apa yang kita miliki, sebab kita tahu itu bukan milik kita tetapi milik Tuhan, jadi segala sesuatu harus atas perintah Tuhan.
Kalau kita bisa mengelola hidup ini dengan benar, hal itu sama dengan kita menjaga kepercayaan Tuhan, atas apa yang Tuhan percayakan kepada kita, baik itu keluarga, harta, kekayaan yang kita miliki, kita tahu bahwa semua itu harus dipergunakan untuk hormat kemuliaan Tuhan, dan bukan untuk kepentingan dan kesenangan diri kita sendiri.
Jika demikian apa yang kita bisa nikmati di dunia ini?. Kalau itu yang menjadi pertanyaannya, maka jawabannya adalah, Tuhan tidak pernah mengajarkan kita untuk menikmati dunia ini dengan segala kesenangannya, tetapi yang Tuhan mau adalah bagaimana hidup kita bisa menjadi roti yang terpecah dan anggur yang tercurah bagi banyak orang, itulah hidup yang Allah Bapa kehendaki, sama seperti hidup Tuhan Yesus selama Ia hidup di dunia ini.
Bagian kita adalah menikmati kemulian kekal di dalam Kerajaan-Nya, sebab Allah Bapa di sorga telah menyediakan semuanya itu bagi orang-orang yang hidup takut akan Dia. Semua itu merupakan konsekuensi hidup sebagai anak tebusan. Sebab setiap orang yang telah ditebus oleh darah Tuhan Yesus Kristus, harus berani menyatakan bahwa seluruh hidupnya adalah milik Tuhan. Firman Tuhan katakan di dalam;
1 Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? 6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Jadi kesadaran inilah yang seharusnya membuat kita hidup saat ini hanya untuk kepentingan Tuhan dan Kerajaan-Nya, dan bagian kita adalah warisan kemuliaan yang telah disediakan oleh Allah Bapa di sorga didalam Kerajaan-Nya, dimana disana kita akan hidup menikmati semua yang telah Bapa sediakan sampai selama-lamanya. Kiranya kebenaran ini memberkati kita semua. Amin.
SEMUA YANG KITA PUNYA MILIK TUHAN
Reviewed by Unknown
on
01:43
Rating:
No comments: